Penyebab Anak Bisa Kejang-Kejang Disertai Demam Tinggi, Begini Penjelasan Dokter

Ilustrasi anak sedang demam
Sumber :
  • Canva

Media BekasiKejang demam adalah momok yang sering menghantui para orang tua ketika anak mereka sakit. Namun, bagaimana jika kejang terjadi pada anak tanpa disertai demam? Apakah itu merupakan tanda bahaya yang perlu diwaspadai?

Kejang demam biasanya terjadi saat suhu tubuh anak mencapai 38 derajat Celsius atau lebih tinggi, yang umumnya dipicu oleh penyakit di luar otak. Kejang semacam ini sering terjadi pada anak-anak usia 6 bulan hingga 5 tahun, yang ditandai dengan demam terlebih dahulu baru diikuti oleh kejang.

Dokter spesialis anak, dr. Aisya Fikritama, Sp.A, menjelaskan, "Umumnya, kejang demam terjadi pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun, dimana anak akan mengalami demam terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh kejang. Setelah kejang, anak akan kembali sadar."

Penyebab terjadinya kejang demam sendiri cukup mendadak. Demam yang menjadi pemicu kejang bisa disebabkan oleh infeksi yang berasal dari bakteri atau virus, seperti infeksi saluran napas atas.

"Alasan pasti mengapa demam bisa memicu kejang pada satu anak dan tidak pada anak lainnya belum sepenuhnya dipahami. Namun, faktor genetik diduga memiliki peran dalam hal ini," tambah dr. Aisya.

Tingkat suhu tubuh anak yang memicu terjadinya kejang juga dapat bervariasi. Ada yang mengalami kejang pada suhu 38 derajat Celsius, sementara yang lain mungkin baru kejang ketika suhu mencapai 40 derajat Celsius.

"Setiap anak memiliki ambang suhu yang berbeda untuk terjadinya kejang. Ada yang kejang pada suhu 38 derajat Celsius, namun ada juga yang baru kejang pada suhu 40 derajat Celsius," jelas dr. Aisya.

Namun, bagaimana jika anak mengalami kejang tanpa adanya demam?

Menurut dr. Aisya, kejang tanpa disertai demam tidak termasuk dalam kategori kejang demam. Kejang semacam itu bisa disebabkan oleh masalah di dalam otak atau ketidakseimbangan elektrolit.

"Kejang tanpa demam mungkin disebabkan oleh masalah intrakranial di otak atau ketidakseimbangan elektrolit seperti hipoglikemi, hipokalsemi, hiponatremi, atau bahkan karena epilepsi," paparnya.

Lalu, bagaimana langkah penanganan yang tepat ketika anak mengalami kejang tanpa demam?

Berikut beberapa langkah yang disarankan oleh dr. Aisya:

1. Segera bawa anak ke rumah sakit. Penanganan kejang, baik dengan atau tanpa demam, memerlukan perhatian medis yang cepat dan tepat.

2. Pastikan anak ditempatkan di tempat yang aman, jauh dari benda-benda berbahaya seperti sumber listrik atau barang pecah belah.

3. Letakkan anak dalam posisi miring untuk mencegah terjadinya tersedak.

4. Hindari memasukkan benda apapun ke dalam mulut anak untuk mengurangi risiko sumbatan jalan napas.

5. Tidak disarankan untuk menahan gerakan anak atau menghentikan kejang dengan cara paksa, karena hal ini dapat berisiko menyebabkan cedera pada anak.

6. Amati kejang yang terjadi pada anak dan catat informasi tersebut sebagai bahan referensi bagi dokter. Setelah kejang berhenti, segera bawa anak ke IGD terdekat untuk pemeriksaan lanjutan.

"Perhatikan keadaan anak saat kejang untuk memberikan informasi yang berguna bagi dokter. Segera bawa anak ke IGD terdekat setelah kejang berhenti. Jika anak pernah mengalami kejang demam sebelumnya, dokter mungkin akan memberikan obat kejang yang bisa diberikan melalui dubur," tambah dr. Aisya.

Demikianlah informasi mengenai kejang tanpa disertai demam pada anak. Semoga bermanfaat untuk para orang tua dalam menghadapi kondisi tersebut.