Fuji Buka-bukaan Idap ADHD Sejak 2022: Bukan Aib, Tapi Berkah

Media Bekasi – Fujianti Utami, atau yang akrab disapa Fuji, mengungkapkan bahwa dia mengalami gangguan mental yang disebut Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD.

Menurut Fuji, dia sudah tahu mengenai kondisi ADHD-nya sejak tahun lalu, sekitar tahun 2022. Dia mengetahuinya setelah berkonsultasi dengan seorang psikolog di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Setelah mendapat diagnosis itu, Fuji langsung mencari informasi lebih lanjut tentang gangguan mental tersebut. Hal ini membuatnya lebih memahami alasan di balik ketidakmampuannya untuk berkonsentrasi dengan baik saat melakukan aktivitas sehari-hari.

Advertisement

Fuji menggambarkan bahwa ADHD-nya sering membuatnya kurang fokus, bahkan sampai melakukan kesalahan seperti kecelakaan kecil atau lupa meletakkan barang.

Contohnya, dia bercerita bahwa sebelumnya dia gemar makan cokelat. Namun, setelah mengonsumsi cokelat, dia merasa energik di siang hari, namun sulit tidur di malam hari.

Advertisement

Fuji kemudian menyadari bahwa ADHD membuatnya tidak cocok mengonsumsi gula berlebihan karena hal itu akan membuatnya semakin hiperaktif, yang tidak baik untuk kesehatannya dan juga mengganggu pola tidurnya.

Untuk mengurangi dampak dari gangguan mentalnya, Fuji sekarang mengontrol asupan gula dalam dietnya. Hal ini dianggapnya sebagai langkah penting untuk mengelola kondisi ADHD-nya.

Meskipun menghadapi kondisi tersebut, Fuji mengatakan bahwa dia tidak ingin terlalu memikirkan hal tersebut secara berlebihan. Sebaliknya, dia mencoba melihat sisi positif dari gangguan mental yang dialaminya.

Advertisement

Menurutnya, ADHD membantunya menjadi lebih kreatif dan terus menciptakan ide-ide baru. Meskipun sering lupa, dia juga tidak terlalu terpengaruh oleh pandangan orang lain.

Fuji menegaskan bahwa baginya, kondisi mentalnya bukanlah kelemahan. Sebaliknya, dia melihatnya sebagai anugerah dalam hidupnya.

Advertisement

“Dalam pandangan saya, tidak ada yang perlu ditangisi karena menurut saya ini bukan penyakit, ini bukan sesuatu yang memalukan. Saya melihat ini sebagai sebuah anugerah,” ujarnya dengan yakin.