Media Bekasi – Moms, biasanya bayi akan terus mengeluarkan air liur atau “ngiler” hingga usia 19 bulan. Meskipun keluarnya air liur dianggap hal biasa, namun Anda perlu waspada jika si kecil tetap ngiler berlebihan hingga mencapai usia 4 tahun.
Sialorea atau hipersalivasi umumnya terjadi pada anak-anak dengan kelainan neurologis dan anatomi. Sialorea adalah produksi mulut atau air liur yang berlebihan. Normalnya, anak-anak menghasilkan sekitar 1,5 liter air liur per hari, namun anak-anak dengan hipersalivasi bisa menghasilkan hingga 5 liter. Kondisi ini juga dapat terjadi pada anak-anak yang menghasilkan air liur dalam jumlah normal tetapi mengalami kesulitan menelan.
Hingga saat ini, terdapat dua jenis sialorea yang diketahui:
Sialorea anterior, atau yang lebih dikenal sebagai keluarnya air liur berlebihan hingga basah di wajah dan pakaian. Hal ini dapat menimbulkan masalah perawatan kulit dan kebersihan, serta berpotensi menghambat kemampuan sosialisasi anak.
Baca Juga
Advertisement
Sialorea posterior, yaitu keluarnya air liur ke saluran napas anak, bukan ditelan. Jenis hipersalivasi ini dapat menyebabkan iritasi paru-paru kronis dan membawa risiko masalah kesehatan lainnya.
Apa Penyebab Sialorea atau Air Liur Berlebihan?
Menurut WebMD, sialorea pada anak sering kali disebabkan oleh penyakit yang mendasarinya, terutama yang memengaruhi otak dan mengurangi kontrol otot di sekitar mulut dan tenggorokan. Hingga 58% anak-anak dengan Cerebral Palsy juga diketahui menderita sialorea.
Baca Juga
Advertisement
Tingkat keparahan sialorea cenderung tergantung pada tingkat keparahan penyakit penyebabnya. Misalnya, jika cedera otak tidak memburuk, produksi air liur yang berlebihan juga tidak akan semakin parah.
Sialorea juga dapat terjadi pada anak-anak dengan kelainan anatomi, seperti lidah besar, rahang yang kurang sempurna, tenggorokan yang kurang sempurna, atau celah pada bibir, langit-langit, atau laring. Produksi air liur yang berlebihan juga dapat disebabkan oleh tubuh anak yang menghasilkan lebih banyak air liur atau lendir daripada kemampuannya menelannya, baik karena kondisi neurologis, masalah pernapasan, atau efek samping dari obat-obatan tertentu.
Baca Juga
Advertisement
Apa Gejala Sialorea?
Anak-anak dengan sialorea anterior biasanya terlihat mengeluarkan air liur yang menyebabkan pakaian basah. Jika ngilernya parah, seprai anak juga bisa basah ketika mereka tidur. Terus-menerusnya keluarnya air liur dapat menyebabkan ruam dan kerusakan kulit di sekitar mulut dan dagu, yang dapat mengakibatkan iritasi dan nyeri.
Anak-anak dengan sialorea mungkin mengalami dehidrasi ringan, kesulitan berbicara, dan masalah makan sebagai efek samping dari keluarnya air liur yang terus-menerus.
Sementara itu, anak-anak dengan sialorea posterior mungkin mengalami gejala lebih serius akibat iritasi paru-paru kronis dan penyumbatan saluran napas. Gejalanya meliputi tersedak, batuk, muntah, hingga kesulitan bernapas.
Baca Juga
Advertisement
Bagaimana Sialorea Diobati?
Perawatan sialorea dapat melibatkan penggunaan obat, suntikan botox, prosedur pembedahan, hingga pelatihan motorik.
– Obat-obatan
Dokter mungkin meresepkan obat oral untuk mengurangi produksi air liur atau membantu saluran napas anak. Namun, efek samping obat perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan atau komplikasi kesehatan lainnya.
Baca Juga
Advertisement
– Suntikan toksin botulinum atau botox
Penelitian menunjukkan bahwa botox dapat mengobati sialorea pada anak-anak dengan aman. Dokter dapat mengurangi produksi air liur selama kurang lebih 4 bulan dengan menyuntikkan botox ke dalam kelenjar ludah.
Baca Juga
Advertisement
– Prosedur operasi
Terdapat berbagai jenis operasi untuk mengatasi sialorea, yang umumnya melibatkan pengangkatan atau pemutusan beberapa kelenjar ludah. Beberapa tindakan ini dapat mengurangi produksi air liur secara permanen, dan pada beberapa kasus, dapat menyembuhkan sialorea.
– Pelatihan motorik lisan
Baca Juga
Advertisement
Anak-anak dengan masalah ngiler karena kelainan fisik dapat mempertimbangkan pelatihan motorik mulut, seperti terapi bicara atau menelan. Ini dapat membantu mereka belajar cara menelan dengan benar dan mengurangi jumlah air liur berlebih.
Kasus sialorea yang ringan mungkin tidak memerlukan pengobatan khusus. Mengatasi keluarnya air liur dapat dilakukan dengan menggunakan kain penyerap kelebihan cairan mulut. Selain itu, penggunaan krim pelindung di sekitar mulut dan dagu dapat membantu mencegah iritasi kulit.
Baca Juga
Advertisement