Manfaat Konsumsi Soya Untuk Bayi, Alternatif Penuhi Kebutuhan Protein yang Alergi Susu Sapi

Media Bekasi – Risiko alergi pada anak-anak di Indonesia masih menjadi tantangan serius dalam menjaga kesehatan mereka, yang membutuhkan perhatian serius dari para orang tua.

Di negara berkembang, banyak anak mengalami alergi makanan terutama terkait ketidakcocokan dengan susu sapi, yang menjadi salah satu alergen paling umum pada usia dini.

Data di Indonesia menunjukkan bahwa 3 dari 10 anak tidak dapat mengonsumsi susu sapi, dan 2 dari 3 anak dengan ketidakcocokan susu sapi mengalami kondisi ini karena alergi.

Advertisement

Dalam hal ini, penanganan yang tepat terhadap alergi sangat penting, karena dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan optimal anak. Keterbatasan konsumsi susu sapi dapat mengakibatkan kurangnya asupan nutrisi yang esensial, berpotensi mempengaruhi perkembangan fisik, sosial, dan kognitif anak.

Gangguan alergi juga dapat menciptakan tantangan dalam aspek perkembangan anak, seperti gangguan daya ingat, kesulitan berbicara, kurang konsentrasi, hiperaktivitas, dan kelelahan, yang mungkin mengurangi rasa percaya diri anak saat berinteraksi sosial.

Advertisement

Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A(K), M. Kes, seorang Dokter Anak Konsultan Alergi Imunologi, menjelaskan bahwa protein susu sapi, terutama kasein dan whey, merupakan penyebab alergi terbesar kedua setelah telur pada anak-anak di Asia.

Reaksi alergi dapat disertai oleh Imunoglobulin E (IgE) atau non-IgE, dengan reaksi IgE cenderung memiliki manifestasi klinis yang lebih parah dan memerlukan waktu penyembuhan lebih lama, meskipun lebih mudah didiagnosis.

Orang tua tidak perlu cemas memberikan formula soya kepada anak yang alergi susu sapi, karena kualitas protein pada formula soya setara dengan formula berbahan dasar susu sapi. Lebih penting bagi orang tua untuk memperhatikan reaksi alergi susu sapi pada anak dan segera berkonsultasi dengan dokter jika diperlukan.

Advertisement

Anak yang tidak cocok dengan susu sapi masih memerlukan asupan nutrisi yang seimbang untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Karena anak tidak dapat mengonsumsi susu sapi dan produk turunannya, orang tua perlu memperhatikan alternatif nutrisi yang memastikan kebutuhan makronutrien dan mikronutrien terpenuhi.

Dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK., seorang Dokter Spesialis Gizi Klinik, menekankan bahwa anak yang tidak cocok susu sapi memiliki risiko kekurangan mikronutrien, terutama zat besi.

Advertisement

Kekurangan ini dapat memengaruhi pertumbuhan maksimal dan perkembangan kognitif anak. Kombinasi zat besi dan vitamin C dengan rasio yang tepat dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi hingga dua kali lipat, mendukung perkembangan anak yang tidak cocok susu sapi.

Asupan makanan berserat juga krusial bagi anak yang tidak cocok susu sapi, karena dapat membantu kesehatan saluran cerna dan mencegah gangguan kesehatan termasuk alergi.

Advertisement

Isolat Protein Soya yang diperkaya dengan serat dan kombinasi zat besi serta vitamin C dapat menjadi alternatif nutrisi yang aman dan efektif bagi anak yang tidak dapat mengonsumsi susu sapi dan produk turunannya.

Studi menunjukkan bahwa tumbuh kembang anak-anak yang mengonsumsi Isolat Protein Soya setara dengan anak-anak yang mengonsumsi susu sapi, karena formula ini telah difortifikasi dengan nutrisi penting seperti zat besi, vitamin C, dan serat.

Hal ini menunjukkan bahwa Isolat Protein Soya dapat mendukung pertumbuhan optimal anak yang tidak cocok susu sapi, termasuk kesehatan pencernaan dan perkembangan kognitif.

Advertisement