Media Bekasi – Hasil survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan peningkatan yang signifikan pada pembiayaan korporasi pada bulan Desember 2023. Dalam Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi, terlihat kenaikan mencapai 18,4%, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan 14,9% pada November 2023.
Penting untuk dicatat bahwa SBT adalah metode pengolahan data yang mengalikan jawaban responden dengan bobot kreditnya (total 100%). Selisih antara persentase responden yang melaporkan peningkatan dan penurunan kemudian dihitung. Semakin tinggi nilai SBT terkait pembiayaan korporasi, semakin ekspansif interpretasinya.
Peningkatan kebutuhan pembiayaan korporasi utamanya didorong oleh pertumbuhan pada sektor industri pengolahan dan perdagangan. Walaupun demikian, sebagian besar pembiayaan korporasi masih berasal dari dana internal perusahaan sebesar 68,1%, yang mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya sebesar 63,9%.
Baca Juga
Advertisement
Menurut hasil survei BI, mayoritas responden memilih pembiayaan dari dana internal karena kemudahan dan kecepatan dalam mendapatkan dana (81,5%). Alasan lainnya adalah biaya yang lebih rendah (suku bunga lebih murah) sebesar 11,8%, yang meningkat dari bulan sebelumnya yang hanya mencatatkan 11,2%.
Selain itu, pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik sebesar 9,2% dan pembiayaan dari perbankan dalam negeri sebesar 7,6% pada bulan Desember 2023 juga mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya.
Baca Juga
Advertisement
Proyeksi untuk tiga bulan mendatang, yakni Maret 2024, menunjukkan bahwa kebutuhan pembiayaan korporasi tetap tinggi dengan nilai SBT mencapai 22,1%. Meskipun angka ini lebih rendah dari periode sebelumnya yang mencapai 27,3%.
Peningkatan kebutuhan korporasi diperkirakan terutama terjadi pada sektor industri pengolahan. Pembiayaan korporasi lebih banyak digunakan untuk mendukung aktivitas operasional (83,2%) dan investasi (26,7%).
Di sisi lain, penyaluran kredit baru oleh perbankan pada bulan Desember 2023 juga terlihat meningkat dengan SBT sebesar 73,3%, melampaui angka pada bulan sebelumnya sebesar 70,4%. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi penyaluran kredit baru meliputi permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain. Proyeksi untuk keseluruhan triwulan IV 2023 menunjukkan bahwa penawaran penyaluran kredit baru dari perbankan tetap tumbuh.
Baca Juga
Advertisement
Di sektor rumah tangga, permintaan pembiayaan baru pada bulan Desember 2023 terlihat tetap meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, dengan mayoritas pembiayaan berasal dari bank umum. Selain perbankan, sumber pembiayaan lain yang diminati oleh rumah tangga antara lain koperasi dan leasing.
Namun demikian, Ekonom senior Indef Aviliani menyoroti tergerusnya margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) perbankan. Hal ini disebabkan oleh industri perbankan yang mengorbankan margin untuk tetap menyalurkan kredit di tengah era suku bunga tinggi.
Baca Juga
Advertisement
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, melaporkan bahwa suku bunga bank tetap rendah meskipun suku bunga acuan tinggi, dipengaruhi oleh likuiditas bank yang memadai. Suku bunga deposito 1 bulan per Desember 2023 mencapai 4,69%, sementara suku bunga kredit mencapai 9,25%.
Baca Juga
Advertisement