Media Bekasi – Jakarta, 2 Februari 2024 – Komitmen Asosiasi nirlaba Croplife Indonesia semakin kuat dalam mewakili petani dan industri benih serta pestisida, terutama melalui kegiatan edukasi.
Dalam acara “Adopsi Bioteknologi untuk Transformasi Pertanian Indonesia” (2/2), Croplife Indonesia bertujuan memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya adopsi dan pengembangan riset bioteknologi pertanian untuk menjaga ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Direktur Eksekutif CropLife Indonesia, Agung Kurniawan, menyoroti tantangan yang dihadapi pertanian Indonesia seperti perubahan iklim, hama yang semakin kebal, dan lahan yang terus menyusut. “Ketahanan pangan nasional bisa terancam tanpa intervensi dalam bidang sains dan teknologi,” ungkapnya.
Baca Juga
Advertisement
Agung menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia telah mendukung pengembangan inovasi bioteknologi, namun, distribusi benih bioteknologi masih terhambat oleh regulasi yang kompleks dan proses riset yang panjang. “Kami berharap agar Indonesia segera menyusul langkah negara-negara lain yang sudah sukses mengakses benih dan tanaman bioteknologi,” tambah Agung.
Meskipun benih bioteknologi aman menurut berbagai lembaga riset dunia, persepsi masyarakat masih sering tidak tepat. Agustine Christela Melviana dari CropLife Indonesia menegaskan keamanan benih bioteknologi, yang telah dikaji secara menyeluruh oleh lembaga riset dunia seperti WHO, FAO, dan EPA. Di Indonesia, Komisi Keamanan Hayati dan regulasi melalui PP No. 21/2005 memastikan keamanan Produk Rekayasa Genetika (PRG).
Baca Juga
Advertisement
Prof. Dr. Ir. Antonius Suwanto M.Sc., Guru Besar Mikrobiologi dan Bioteknologi Molekuler IPB, menyoroti manfaat bagi petani. Benih bioteknologi membantu petani kecil dengan tanaman yang lebih adaptif terhadap perubahan cuaca dan lebih tahan terhadap hama. “Adopsi benih bioteknologi meningkatkan pendapatan petani secara signifikan, dengan peningkatan pendapatan global mencapai USD 18,8 miliar pada 2020,” ungkapnya.
Sandi Octa Susila, Duta Petani Milenial, mengakui bahwa sektor pertanian Indonesia masih didominasi oleh petani kecil. Namun, petani milenial menunjukkan minat tinggi terhadap benih bioteknologi. “Petani justru menantikan kapan benih bioteknologi ini dapat diakses secara luas. Harapan kami, pemerintah terus mendukung pengembangan dan komersialisasi benih bioteknologi,” tegas Sandi.
Sebagai informasi tambahan, Indonesia masih menghadapi rendahnya regenerasi petani, terutama petani kecil. Dengan dominasi petani berusia di atas 39 tahun sebesar 72,19 persen, adopsi metode pertanian modern menjadi krusial untuk memenuhi permintaan pangan yang terus meningkat.
Baca Juga
Advertisement
CropLife Indonesia, sebagai asosiasi nirlaba yang didirikan pada tahun 2001, terus mendukung petani dan industri benih serta pestisida melalui program berbasis sains, penelitian, dan pengembangan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan produktivitas pertanian, kesejahteraan petani, dan kelestarian lingkungan dengan menggunakan produk-produk yang aman dan bertanggung jawab.